Senin, 23 Januari 2017

Model-model Database


Database Management System (DBMS) atau sistem manajemen database dibagi menjadi lima model. Model yang lebih lama diperkenalkan pada tahun 1960-an,yang bersifat hierarkis dan jaringan. Model yang lebih baru bersifat relasional, berorientasi objek, dan multidimensional.
Database Hierarkis
Pada database hierarkis, field atau record diatur dalam kelompok-kelompok yang berhubungan, menyerupai diagram pohon, dengan record child (level lebih rendah) berada di bawah record parent (level yang lebih tinggi). Database hierarkis merupakan model tertua dan paling sederhana dari kelima model database. Dalam model database ini mengakses atau mengupdate data bisa berlangsung sangat cepat karena hubungan-hubungan sudah ditentukan. Tetapi, karena struktur harus didefinisikan lebih dahulu, maka hal ini cukup riskan. Lagipula menambahkan field baru ke sebuah record database membuat semua database harus didefinisikan kembali. Karena itulah diperlukan model database yang baru untuk menunjukkan masalah pengulangan data dan hubungan data yang kompleks.
Database Jaringan
Konsep database jaringan mirip dengan database hierarkis tetapi setiap record child dapat memiliki lebih dari satu record parent. Selanjutnya setiap record child dapat dimiliki oleh lebih dari satu record parent. Database jaringan pada dasarnya digunakan dengan mainframe, lebih fleksibel dibanding database hierarkis karena ada hubungan yang berbeda antarcabang data. Akan tetapi strukturnya masih harus didefinisikan lebih dahulu. Pengguna harus sudah terbiasa dengan struktur database. Lagipula jumlah hubungan antar-record juga terbatas, dan untuk menguji sebuah field seseorang harus mendapatkan kembali semua record.
Database Relasional
Database Relasional bekerja dengan menghubungkan data pada files yang berbeda dengan menggunakan sebuah kunci atau elemen data yang umum.
Cara kerja database relasional: Elemen-elemen data disimpan dalam tabel lain yang membentuk baris dan kolom. Dalam model database ini data diatur secara logis, yakni berdasarkan isi. Masing-masing record dalam tabel diidentifikasi oleh sebuah field, kunci primer, yang berisi sebuah nilai unik. Karena itulah data dalam database relasional dapat muncul dengan cara yang berbeda dari cara ia disimpan secara fisik pada komputer. Pengguna tidak perlu mengetahui lokasi fisik sebuah record untuk mendapatkan kembali datanya.
Database Berorientasi Objek
Model ini menggunakan objek sebagai perangkat lunak yang ditulis dalam potongan kecil yang dapat digunakan kembali sebagai elemen dalam file database. Database berorientasi objek adalah sebuah database multimedia yang bisa menyimpan lebih banyak tipe data dibanding database relasional. Salah satu model database berorientasi objek adalah database hypertext atau database web, yang memuat teks dan dihubungkan ke dokumen lain.  Model lainnya adalah database hypermedia, yang memuat link dan juga grafis, suara, dan video.
Contoh: database DB2, Cloudscape, Oracle9i dan sebagainya
Database Multidimensial
Database Multidimensial (MDA) memodelkan data sebagai fakta, dimensi, atau numerik untuk menganalisis data dalam jumlah besar, tujuannya adalah untuk mengambil keputusan. Database Multidimensial menggunakan bentuk kubus untuk merepresentasikan dimensi-dimensi data yang tersedia bagi seorang pengguna, maksimal empat dimensi.
Contoh: InterSystem Cache, ContourCube, dan Cognoa PowerPlay
Pengertian Client Server
Client-Server dapat diartikan sebagai kemampuan komputer untuk meminta layanan (request) data kepada komputer lain.  Setiap instance dari komputer yang meminta layanan disebut sebagai client, sedangkan setiap instance yang menyediakan layanan disebut sebagai server. Data yang diminta oleh client dapat diambil dari database pada sisi server yang sering disebut database server, seperi misalnya MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau SQL Server.
Keuntungan dari client server ini lebih cocok diterapkan untuk bisnis kecil. Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client-server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
- Manajemen data
- Keamanan
- Query, trigger, prosedur tersimpan
- Penangan kesalahan
Arsitektur client-server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke computer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client-server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client-server user dari berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal.
Klien-server atau client-server merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak: pihak klien dan pihak server.
Dalam model klien-server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah, tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen klien dan komponen server. Komponen klien juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen klien dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen klien tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima request dari klien, dan langsung memrosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada klien. Klien pun menerima informasi hasil pemosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna.
Sebuah contoh dari aplikasi client-server sederhana adalah aplikasi web yang didesain dengan menggunakan Active Server Pages (ASP) atau PHP. Skrip PHP atau ASP akan dijalankan di dalam web server (Apache atau Internet Information Services), sementara skrip yang berjalan di pihak klien akan dijalankan oleh web browser pada komputer klien. Klien-server merupakan penyelesaian masalah pada software yang menggunakan database sehingga setiap komputer tidak perlu diinstall database, dengan metode klien-server database dapat diinstal pada suatu komputer sebagai server dan aplikasinya diinstal pada client.
Skema interaksi clients-server

Perbedaan antara Client-Server dan Peer to Peer

Berdasarkan arsitekturnya, jaringan komputer dibagi menjadi 2, yaitu client-server dan peer to peer.

Peer to peer
Pada jaringan ini, tidak ada komputer yang berfungsi khusus, dan semua komputer dapat berfungsi sebagai client dan server dalam satu saat bersamaan. Pengguna masing-masing komputer bertanggung jawab terhadap administrasi resource komputer (dengan membuat nama user, membuat share, menandai ijin mengakses share tersebut). Tiap-tiap user bertanggung jawab juga mengenal pembackupan data pada komputer. Sayangnya penempatan resource dapat menjadi sulit pada network peer to peer yang mempunyai lebih banyak komputer. Biasanya jaringan ini digunakan untuk keperluan sharing file atau sumber daya komputer lain seperti printer, hardisk.
Jaringan peer-to-peer juga sering disebut dengan workgroup. karena arti workgroup mempunyai konotasi yaitu kolaborasi tanpa adanya pusat control (server). Peer-to-peer dibangun hanya membutuhkan sistem operasi yang terinstall di dalam komputer dan tersambungnya beberapa komputer secara fisik.
Client/Server
Pada jaringan ini, satu komputer berfungsi sebagai pusat pelayanan (server) dan komputer yang lain berfungsi meminta pelayanan (client). Sesuai dengan namanya, client server berarti adanya pembagia n kerja pengelolaan data antara client dan server. Saat ini, sebagian besar jaringan menggunakan model client-server.

Kelebihan dan kekurangan
Arsitektur Jaringan
Keuntungan
Kekurangan
Peer  to  peer
·      Lebih Murah
·      Mudah untuk di setup
·      Mudah dan Murah dalam perawatan
·      Tidak membutuhkan sistem operasi berbasis server
·        Setiap user harus mengatur sistem keamanan setiap komputernya
·        User dapat manjadi bingung karena tidak ada pusat data yang mengatur
·        Membutuhkan user yang berpengalaman
·        Terbatas untuk 10 komputer atau kurang
Client-server
  • Karena server sudah memiliki sumber daya yang besar (RAM berkecapatan tinggi, disk yang berkapasitas besar, dan Processor berkecepatan tinggi) sehingga komputer client tidak membutuhkan spesifikasi terlalu tinggi
  • Security terpusat
  • Sinkronisasi pada file
  • Mudah dibackup
  • Mudah diperbesar jaringanya
  • Membutuhkan server
  • Harus terdapat administrator dalam jaringan
  • Membutuhkan sistem operasi berbasis server
Dari keterangan di atas, maka dapat diketahui beberapa perbedaan antara peer-to-peer dengan client-server.

Peer-to-Peer
Client-Server
Ada tidaknya Server
Tidak membutuhkan server, karena setiap komputer sudah berlaku seperti server maupun host
Membutuhkan Server sebagai pusat dari jaringan
Maksimal Komputer dalam jaringan
10
Tergantung settingan jaringan
Sistem Operasi berbasis server
Tidak membutuhkan
Membutuhkan
Pembuatan Jaringan
Lebih mudah dan lebih murah pembuatanya serta perawatanya
Mahal dan harus mendapatkan perhatian yang lebih dalam pembuatan serta perawatanya



http://belajar-barengan.blogspot.co.id/2012/07/database-model-model-database.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Game Cendekia Study adventure menggunakan aplikasi Construct 2

Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer pada saat ini sangat pesat, dimana yang telah kita ketahui dalam instansi pemerintahan ...